Biografi Singkat Al- Marhum Al Maghfurllah KH. ABROR DJAMHARI BIN H. DJAMHARI
KH. Abror Djamhari adalah seorang ulama berpengaruh di Tegal yang lahir pada tanggal 5 Juli 1947 M. Beliau merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan H. Djamhari dan Hj. Fatimah. Ketujuh anak dari pasangan KH. Djamhari dan Hj. Fatimah antara lain Hj. Kamilah, beliau adalah anak pertama sekaligus kakak tertua, KH. Musthofa Djamhari, KH. Hasyim Djamhari, K. Abdul Wahid, KH. Abror Djamhari, Ibu Khuzaemah, dan Hj. Robiah sebagai anak terakhir. Keluarga beliau dikenal sebagai keluarga yang bersahaja dan damai, serta mengedepankan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Masa Kecil Dan Pendidikannya
Masa kecil KH. Abror Djamhari seperti anak pada umumnya yakni dihabiskan dengan bermain, bercengkrama, mengaji bersama, dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Beliau dikenal sebagai anak yang patuh kepada orang tua, kakak-kakaknya, dan sangat sayang terhadap adik-adiknya.
Ketika memasuki usia dewasa, beliau menimba ilmu di pondok pesantren. Beliau menimba ilmu kepada Kyai Isa Mufti Babakan selama enam tahun. Selama di pesantren, beliau rajin beribadah, seperti berdzikir, berpuasa, menghafalkan, dan aktif dalam kegiatan pesantren. Beliau dikenal sebagai sosok yang sabar, peduli, pendiam, dan sopan santun terhadap teman sebaya serta patuh terhadap guru pondok pesantren.
KISAH MENARIKNYA
Pondok pesantren memiliki rahasia tersendiri dalam proses pencapaian ilmu dan maqom drajat seseorang. Terlebih antara guru dengan murid yang terkadang seorang murid dapat memperoleh sesuatu dari gurunya dengan sesuatu hal yang tidak biasa. Hal itu juga terjadi pada KH. Abror Djamhari
Salah satu kisah menarik tentang beliau adalah ketika beliau baru saja membeli sebuah handuk, tanpa di sangka gurunya yakni Kyai Isa Mufti, memerintahkan beliau untuk membersihkan jamban/WC menggunakan handuk baru tersebut. Tanpa ragu, beliau langsung melaksanakan perintah dari Kyai Isa Mufti. Sebagai bentuk penghargaan atas kepatuhannya, nama beliau yang semula Paridi diganti menjadi Abror.
Dan hasil dari kepatuhan KH. Abror Djamhari tersebut, beliau mendapat petuah dari sang guru, Kyai Isa Mufti beliau berkata bahwasannya kelak akan ada pondok pesantren salaf di Selatan, dan benar saja isyarat dari sang guru membuktikan bahwasannya KH. Abror Djamhari menjadi sosok tokoh yang sangat berpengaruh di Masyarakat.
Setelah menimba ilmu di pesantren Kyai Isa Babakan, beliau melanjutkan pendidikannya di daerah Siwaringin selama kurang lebih satu tahun. Namun, beliau harus pulang karena sakit. Setelah sembuh, beliau kembali melanjutkan pendidikannya di pesantren tersebut hingga selesai.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di pesantren tersebut, beliau mulai menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat. Ilmu yang beliau sampaikan meliputi fiqih, tauhid, tajwid, akhlak, dan ilmu-ilmu lainnya. Beliau dikenal sebagai sosok yang sabar, ikhlas, dan teliti dalam menyampaikan ilmu.
Pada setiap bulan Ramadan, beliau selalu menyempatkan waktu untuk mengikuti kajian kilat atau biasa disebut pasaran di beberapa pesantren, salah satunya di Kota Kendal Kaliwungu.
Setelah cukup lama berkiprah di masyarakat, beliau akhirnya dijodohkan, meskipun awalnya menolak untuk menikah karena masih haus akan ilmu, namun akhirnya beliau menerima perjodohan dengan Umi Hj, Asiyah Maryam yang masih satu desa hanya berbeda perdukuhannya saja. Setelah satu tahun menikah, beliau mulai dikenal oleh masyarakat setempat. Banyak kalangan muda-mudi yang tertarik untuk berguru kepada beliau. Banyak dari mereka mengikuti kajian kitab-kitab ala pesantren atau seputar ilmu agama.
Melihat antusiasme masyarakat yang ingin menimba ilmu, beliau berinisiatif mendirikan Pondok Pesantren, lalu terwujudlah dengan didirikanya Pondok Pesantren Nurul Huda Al-Muawanah sebagai wadah untuk menyebarkan ilmu agama Islam. Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren tersebut berkembang pesat dan semakin banyak santri yang datang untuk menimba ilmu kepada beliau.
WAFAT
Sehingga pada tanggal 14 November 2009 M, KH. Abror Djamhari menghembuskan nafas terakhirnya, sebagai sosok ulama yang karismatik, dihormati dan dicintai oleh semua kalangan masyarakat, banyak dari mereka yang merasa kehilangan beliau, segudang cerita dan ilmu mengiringi kepergian beliau dan kini kenanganlah yang menjadi bukti atas dedikasi beliau kepada masyarakat serta besarnya pengorbanan beliau berjuang di jalan Allah SWT.
Selamat jalan KH. Abror Djamhari, namamu akan selalu tersimpan rapih dalam ingatan kami, tentang dirimu dan semua kenangan yang tidak akan terlupakan hingga akhir hayat nanti.
Dulur Pagerwangi
14 Agustus 2024 12:01:47
Tambah maju, keren....